Parade Teater Taman Budaya Yogyakarta LINIMASA #5

 SOLO RAYA

Teater Amarta

SOLOTERKINI.COM_ Pada tahun ini,Parade Teater Taman Budaya LINIMASA telah memasuki tahun ke-5. Teman yang di usung adalah “Ruang. Kosmik. Jiwa”. Pada tahun ini kelompok yang mengikuti parade teater LINIMASA yang ke lima adalah teater amarta,GMT Jogjadrama,Teater bocah jogja,Teater stemka,secret invation,Komunitas Seni Bajra.

Setelah tahun kemarin acara ini di adakan secara daring kini LINIMASA hadir kembali di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Tentunya spirit berkesenian pada tahun ini berbeda dari linimasa sebelumnya. Pasca pandemi ini, teater kembali bertatap dengan penontonnya, kembali membuka ruangnya sehingga seperti kosmik dengan jiwa-jiwa yang mulai membangun peristiwanya.

Pemilihan untuk kelompok yang tampil sangatlah ketat dan Panjang,dimulai dari pengajuan proposal,mempresentasikan secara detail gagasan karya,hingga terkurasi hingga menjadi 6 peserta. Kegitan ini di maksudkan untuk memberi ruang ekspresi dan artikulasi bagi seniman teater linimasa generasi dengan harapan lain salah satunya yaitu regenerasi.

Acara ini dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya bersama-sama. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Acara resmi di buka oleh kepala dinas kebudayaan (Kundha Kebudayaan) Dian Laksmi Pratiwi ,tMasuk ke acara inti, para penikmat seni disuguhkan oleh pertunjukan pertama yaitu teater amarta yang berjudul Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
Bercerita tentang kanca wingking hanya bertugas mengelola pekerjaan pada ranah keluarga dan segenap urusan yang melingkupinya. Di wingking ibu-ibu justru memiliki kelulasaan untuk mengontrol hingga mengatur terwujudnya kesejahteraan keluarga.

Perbedaan pandangan itu menciptakan gap. Mereka terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Ada dua figure penting resprentasi golongan tua dan golongan muda yang tak sejalan dalam menggerakan PKK,dan ada pula golongan putih yang tak berpihak.

Parade teater Yogyakarta – Linimasa memasuki tahun ke 5. Upaya kuratorial dilakukan dengan tetap mengedepankan spirit gagasan dari masing-masing kelompok. Membangun dan meyegarakan kembali ruang menonton itu seperti sediakala. Ada Kerinduan pada jiwa-jiwa dimana panggung menjadi medan magnetic pertemuan antar generasi.
Generasi -generasi yang turut menyuarakan pemikiran melalui gagasan kontekstual. Turut membaca zaman dan kosmik sekaligus mengkritisi lalu berefleksi sebagai mamaknai kembali teater dalam pengertian dan pengetahuan yang lebih luas membentang cakrawala

Author: 

Related Posts

Comments are closed.