Mencoba Berjarak, Dalam “EXIT :)” Otniel Tasman Menampilkan Ingatan Masa Lalunya Dari Penonton

 SOLO RAYA

Dok. Media PSBK/Sito Adhi Anom & John Alexis

Gugus Bagong merupakan pertunjukan seni yang rutin diadakan setiap dua tahun sekali, berlokasi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Kasihan, Bantul. Pertunjukkan ini diadakan sebagai wujud komitmen PSBK atas warisan visi sang maestro seni Bagong Kussudiardja, sebagai tempat bergugus, berdialog dan berjejaring wacana artistik bagi ekosistem seni yang berkelanjutan.

Gugus bagong 2022 kembali hadir dengan tema “Adaptasi” yang dibuka untuk umum selama tanggal 29 Oktober – 3 Desember 2022 dengan tiga program unggulannya: Pranala sebagai program pameran berbasis arsip, Mozaik sebagai program bincang seni, dan Rubik sebagai program pertunjukan seni.

Salah satu seniman yang ikut berpartisipasi dalam program Rubik adalah Otniel Tasman yang tampil pada Sabtu (5/11/22). Bersama kawan-kawan dari Otniel Dance Community (ODC) dari Solo, kali ini ia membawakan warna yang lain pada pertunjukan lenggernya, dengan judul “EXIT :)” karya ini disuguhkan sebagai bentuk kurasi terhadap karya-karya Otniel selama 12 tahun berkiprah dalam dunia tari.

Karya “EXIT” ini dibuat Otniel dari rasa penasarannya tentang seberapa penting lengger dalam dirinya, serta ia ingin melihat bagaimana Ketika lengger berada dalam dirinya. Lalu ia meriset lagi karya-karya sebelumnya dan membuat jarak untuk bisa melihat dirinya kembali melalui material-material yang ada sebelumnya.

“ada EXIT 🙂 itu berawal dari pertanyaan saya Ketika ingin melepas identitas dari diri saya, sepenting apasih saya bersama kelenggeran saya,” ungkapnya.

Dalam karya kali ini Otniel menyebutkan bahwa ia tidak menggunakan konsep-konsep seperti yang sering ia pakai pada karya-karya lenggernya, ini penampilan perdananya yang membawakan warna baru pada tarian lengger.

Biasanya dalam membuat gerakan tari, Otniel mengambil objek dari gerak tubuh. Namun kali ini berbeda, ia mencoba mengingat dan melihat material dari potret-potret beberapa pementasannya yang diambil oleh fotografer, dikumpulkan oleh timnya lalu disusun oleh penonton diatas panggung.

“biasanyakan aku bikin karya nggak dari material, tapi dari gerak tubuh, tapi sekarang coba dilihat dari potret-potret yang diambil dari fotografer itu, pemilihannya dari material potret itu, apakah masih bisa terlihat lagi diri saya difoto-foto itu” tambahnya.

Sebelum pementasan, panitia membagikan foto dari berbagai pertunjukan Otniel sebelumnya kepada penonton, lalu Otniel menyuruh penonton untuk meletakkan foto tersebut diatas panggung untuk ia peragakan ulang. Uniknya, Otniel sendiri juga tidak tahu ia akan memperagakan foto apa saja yang penonton letakkan diatas panggung, ia mengaku bahwa agak terbebani karena ia harus mengundang kembali memori-memori gerakan lengger dalam karya-karya yang sebelumnya.

“Ketika saya melihat satu persatu foto itu, semacam ada beban yang bertumpuk, karena saya harus mengingat lagi peristiwa yang saya gambarkan pada gerakan lengger seperti dalam foto itu. Namun, pada akhirnya itu adalah proses yang harus aku jalani,” jelasnya.

Selain itu, music yang digunakan dalam pementasan Exit 🙂 juga berbeda. Dalam pementasan-pementasan sebelumnya, pemusik hanya berada dalam satu tempat dengan beberapa alat musik yang disediakan, tapi pada pementasan kali ini alat musik diletakkan pada beberapa bagian panggung. Jadi pemusik terlibat langsung dalam pementasan Exit.

”dalam pertunjukkan Otniel sebelumnya, biasanya saya main stay di satu tempat dan Otniel yang mondar-mandir diatas panggung, saya hanya mengiringinya. Tapi pada karya kali ini saya mengusulkan konsep baru pada Otniel, saya juga harus merasakan apa yang Otniel rasakan, lalu saya ikut mondar-mandir di atas panggung, dengan memantau sana dan sini, memastikan semua titik aman, ternyata capek juga ya” ujar Mahamboro, pemain musik pementasan Exit

Seperti yang diungkapkan, selain untuk melepaskan dirinya dari lengger agar bisa melihat seberapa penting relasi dirinya dengan lengger, Otniel juga memiliki tujuan lain, yakni memunculkan kosakata baru dalam bekarya.

“tujuan lain sebenarnya inin membuat atau memunculkan kosakata baru dalam bekarya dikesenian” ungkapnya

Otniel juga menginformasikan kalau ia akan membuat pementasan Exit 🙂 yang lebih besar dan juga akan merilis sebuah buku berjudul “Lengger Agamaku” yang berisi perjalanan Otniel dalam berkarir dalam dunia lengger selama belasan tahun.
Misbahul Munir (7/11/22

Author: 

Related Posts

Comments are closed.